Some people called this book 'absurd’. Indeed.
I won’t object those kind of reactions, because it is.
Bayangin aja, satu buku pake pov Bus Dalam Kota yang hampir pensiun. Terus, tiba-tiba didatangi oleh Beliau dan sekelompok ikan julung-julung miliknya.
Bukan cuma sampe situ, si Bus Dalam Kota itu pun akhirnya diajak terbang ngelewatin berbagai space and time dengan bantuan sekelompok ikan julung-julung kepunyaan Beliau.
Si bus yang biasanya cuma bisa bolak balik trayek Dipatiukur-Leuwipanjang, jadi bisa bolak balik ke berbagai tempat di dunia dan luar angkasa, bahkan bolak-balik antar waktu yang berbeda.
--
Enough with the synopsis.
Let’s get into this book deeper (but not a lot, it would be spoiler)
--
Sebenernya, kalo dibilang buku ini totally absurd, juga nggak.
Buku ini sebenernya (at least in my opinion) pake konsep simbolisme yang dia refer sebagian besar karakter. Misalnya Beliau, ikan julung-julung, bus, Nad si kecoak, dll.
Karakter-karakter itu jadi simbol apa? Well, you should find it yourself, because I might be canceled if I say it so bluntly lmao.
Selain simbolisme, buku ini juga ngasih retelling dua cerita yang mungkin awam banget kalian denger kalo kalian rajin dengerin cerita rohani sewaktu SD (or smth like that).
For me, those retelling are so interesting. Apalagi sebelum ini, aku pun pernah baca retelling cerita sejenis dari penulis lain. And im hooked on those kind of retelling stories.
Cerita retelling kaya gitu seakan buat kita paham cerita yang sama, tapi dari sudut yang sama sekali berbeda dengan apa yang udah biasa kita denger. *props*
In conclusion, this book is great and worth the hype. Fin.
Go read it, fellas!
